Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II (KIB II) yang dikomandoi oleh Presiden SBY? Apa benar? Pertanyaan ini sekarang tengah menjadi tranding topic karena pemerintah melalui partai penyokong utamnya, Partai Demokrat (PD), mensinyalir akan merangkul PDIP untuk turut bergabung ke dalam kabinet. Seakan tidak bertepuk sebeelah tangan, Ketua Fraksi PDIP yang juga putri dari Megawati, Puan Maharani memberikan feed back bagi sinyal-sinyal itu. Cucu Soekarno itu itu pun menilai tidak ada masalah andai ada kader PDIP yang direkrut oleh Presiden SBY untuk turut masuk dalam jajaran kabinet.
Bagaimana kita menerjemahkan hal ini? Seandainya PDIP benar-benar masuk ke dalam kabinet maka sebaiknya jangan diterjemahkan hanya untuk kepentingan koalisi belaka. Karena dua parta besar, PD dan PDIP sampai saat ini tidak mungkin mewujudkan mimpi koalisi, dimana PD adalah pendukung setia pemerintahan SBY, sedangkan PDIP masih mengokohkan diri sebagai oposisi sejati. Hingga kemungkinan membangun koalisi antara PDIP dengan partai pemerintah adalah hal yang rumit.
Jika ingin jujur tampaknya PD ingin menjadikan PDIP sebagai pengganti Golkar dalam mitranya di kabinet sebagai usaha untuk membangun koalisi, sebab partai yang pernah berkuasa pada zaman orde baru itu kerap melakukan aksi-aksi yang membuat suasana jadi agak memanas. Maka hitung-hitungannya adalah jika mimpi untuk membangun koalisi dengan PDIP terwujud tidak ada jaminan koalisi akan berjalan harmonis, sebab kunci keharmonisan ada dalam diri Golkar. Maka kalau Golkar tidak berbuat “yang aneh-aneh” keharmonisan dan kenyamanan akan tetap dirasakan oleh PD baik berkoalisi mau pun tidak dengan PDIP. Kesimpulannya belum tentu PD akan merasa tentram dengan berkolaisi bersama PDIP kalau di luar Golkar bertingkah. Penyebab dari kenapa Golkar terkadang kerap berperilaku yang memperunyam jalinan koalisi karena Golkar seakan (atau memang sebenarnya?) memiliki sebuah hidden agenda. Apa pun itu, intinya akan sangat sulit untuk menjinakkan Golkar karena partai ini sudah sangat uzur dan berpengalaman tinggi dalam melakukan berbagai maneuver politik di dalam negeri.
Oleh karena itu yang paling tepat adalah jika kita menterjemahkan mencuatnya isu bergabungnya PDIP dalam KIB II itu lebih disebabkan karena sifat Presiden SBY yang ingin merangkul semua pihak sekaligus ingi menanamkan kesan persahabatan antara SBY dengan Megawati, karena selama ini mereka berdua kerap tercitrakan berseteru dan berseberangan satu sama lain.
Andai kata masuknya kder PDIP dalam KIB II terwujud dan kader yang terpilih itu adalah seorang Puan Maharani, ini bisa menjadi peluang strategis untuk membangun infrastruktur politik yang lebih kuat bagi dirinya maupun partainya. Kalau Puan memiliki agenda untuk menjadi aktor politik yang lebih besar maka dia tidak bisa bergaya tidak “hitam-putih” dalam pandangan politiknya. Puan Maharani harus bergaya adaptif dan akomodatif.
Andai bersedia untuk belajar dengan ayahnya, Taufik Kiemas, Puan Maharani dapat berpolitik dengan elegan sehingga keberadaan diri dan partainya tidak hanya berposisi di pinggir arena yang hanya bisa berkomentar, namun dapat turut bermain di tengah lapangan dan menempati posisi penting. Tawaran untuk benyatakan diri siap bergabung dalam KIB II merupakan momentum yang bagi PDIP untuk berpolitik tingkat tinggi.
Akan ada kemungkinan jika tawaran masuk dalam KIB II diterima maka akan berpengaruh terhadap psikologi politik kader-kader PDIP, namun ini adalah peluang PDIP untuk menunjukkan kepada kader dan pihak-pihak yang ada di sekelilingnya bahwa PDIP bukan partai yang tertutup. Dengan cara ini kader-kader PDIP akan makin matang dalam berpolitik dapat menjadikan PDIP sebagai partai yang menarik.
Jika PKS yang idealis religius saja bisa berubah menjadi partai “yang terbuka untuk semua” dan menerima semua golongan, kenapa PDIP tidak bisa berubah sikap untuk lebih akomodatif-partisipatif dengan bersedia masuk dalam kabinet?
*Ketua Umum
Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Kabupaten Sleman
Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Kabupaten Sleman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa Beri komentar sebagai Name/URL..terima kasih