Senin, 01 Oktober 2012

TIDAK ADA PAKSAAN MENJADI KADER

Oleh: PROF DR HM DIN SYAMSUDDIN
 
Sebagai organisasi masa Islam tertua yang lahir tahun 1912, persyarikatan Muhammadiyah telah membuktikan diri mampu berperan dan bertindak sebagai gerakan pencerah. Persyarikatan Muhammadiyah sebagai ormas Islam terbesar nasional bahkan di dunia, jika dipandang dari segi terbesar dalam bentuk institusi sejak dari pusat hingga ranting. Terbesar dari sudut amal ibadah dengan amal usaha penididikan, dan kesehatan. Terbesar dalam berperan sosial di masyarakat.
Muahmmadiyah sebagai gerakan dakwah Islam, bukanlah ‘agama baru’ juga bukan ‘negara’. Tapi berperan menegakkan Islam kembali kepada dasar yang murni, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan dasar itu, Muhammadiyah sudah membuktikan diri mampu berperan dalam Negara. Berperan mamajukan Islam. Karena tujuannya adalah membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Saya sangat menghargai jika ada ormas Islam lain yang tertarik kepada Muhammadiyah karena peranya itu. Dan jika ada yang ingin bergabung dengan Muhammadiyah akan dengan senang hati kami sambut. Bahkan tidak ada paksaan untuk menjadi kader Muhammadiyah. Yang terpenting adalah niat dengan ikhlas menjadi kader yang mau berjuang menegakkan Islam yang sebenar-sebenarnya kembali kepada Al-Qur’an dan As Sunnah.
Dengan senang hati saya menyambut angkatan muda dan dari generasi terdidik yang ingin menjadi intelektual muslim dengan bergabung ke Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Bahkan saat ini PT-PT Muhammadiyah dibanjiri kepercayaan mahasiswa baru yang berlimpah dan memadati kampus.
Muhammadiyah yang merujuk ajaran Rasullullah, merupakan gerakan pencerahan. Dahlan 100 tahun lalu, adalah seorang guru yang tiap hari meletakkan dasar-dasar pendidikan yang berkemajuan. Sehingga kedatangan Muhammadiyah bagaikan datangnya sinar terang benderang yang menyinari kegelapan masyarakat dengan pencerahan. Membebaskan manusia menuju cahaya terang.
Muhammadiyah dikenal di luar negeri sebagai gerakan Islam termodern. Bahkan ormas Islam modernis terbesar di dunia.
Mahasiswa jangan ada keraguan untuk bergabung dalam aktifitas IMM atau pemuda Muhammadiyah. Bergiat di IMM bukan penghalang keberhasilan prestasi pendidikannya. Mahasiswa berprestasi nasional dan internasional sudah dibuktikan, contoh mahasiswa UAD yang mengalahkan PTN terfavorit. Mahasiswa di luar negeri bahkan mendirikan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Luar Negeri di Mesir, Inggris, Jerman, Belanda, Singapura, Malaysia dan negara-negara lain. Dan mereka semua menunjukkan prestasi akademik yang mengagumkan. Karena mereka sadar dan ikhlas untuk menjadi kader militan Muhammadiyah. Tanpa asa paksaan!
Mahasiswa bertanya, bagaimana caranya meniru sosok Dahlan yang menjadi pejuang? Bagaimana menjadi kader muhammadiyah yang sejati? Bagaimana menjadi pendidik terbaik berprestasi?
Tentu saja saya menjawabnya, bekerja keraslah untuk terus belajar. Mahasiswa harus memiliki kelebihan dan perbedaan dari yang lain. Memiliki kemampuan untuk meningkatkan daya pemikiran. Mengembangkan daya guna rasio. Mampu menyelesaikan maslah dan persoalan dengan mengedepankan akal.
Jika masiswa berperan sebagai juru dakwah maka dia harus mimiliki daya kritis dengan prinsip ilmu yang ilmiah.
Sejak dari keluarga NU dan bersekolah di sekolah SMP NU, saya tidak kecil hati untuk bergiat di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi kader Muhammadiyah. Dengan latar belakang pendidikan pesantren Gontor, saya terdidik berjuang ulet menjadi juru dakwah Muhammadiyah.
Karena itu saya pesankan, mahasiswa jangan takut berlomba-lomba dalam kebaikan dalam merebut prestasi! Etos bekerja keunggulan harus direbut untuk menjadi yang terbaik.
Jika ada yang ingin mebanding-bandingkan ormas Islam lain kepada Muhammadiyah, biarlah sejarah nanti yang akan membuktikan sendiri yang mana yang akan dapat bertahan hidup. Karena bagi Muhammadiah berpikiran kedepan, bahkan pemikiran perbintangan dalam 100 tahun ke depan pun dapat dihitung secara eksak.
Kelak jika jadi pemimpin, jadilah pemimpin bagi semua umat dan masyarakat. Jika semua mahasiswa yang belajar di PT Muhammadiyah mampu menguasai ilmu dan teknologi, tidak mustahil Indonesia kan menjadi negara terbesar di dunia.
Sumber: Suara Muhammadiyah edisi 19 (No.19/TH.KE-97 1-15 OKT 2012) hal. 27



♦ ♦ ♦

1 komentar:

Jangan lupa Beri komentar sebagai Name/URL..terima kasih