Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ke-48
Yogyakarta, 14 Maret 2012
Keadilan bagi seluruh rakyat indonesia, demikian bunyi sila kelima dari Pancasila yang merupakan dasar negara Republik Indonesia. Wujud keadilan tersebut tentunya harus mampu dirasakan oleh seluruh rakyat indonesia, berupa terpenuhinya kebutuhan mendasar sebagai manusia. Akses pendidikan, akses kesehatan, akses pekerjaan, rasa aman, kesamaan dalam akses demokrasi dan kebutuhan-kebutuhan mendasar lain.
Bumi nusantara merupakan wilayah yang sangat strategis; negara tropis yang kaya raya, memiliki hasil laut yang melimpah ruah, hutan yang sangat luas, memiliki potensi tambang yang besar dan memiliki tanah yang subur untuk pertanian. Cadangan minyak bumi yang dimiliki Indonesia mencapai 8,6 miliar barel, cadangan gas bumi kurang lebih 185,8 triliun kaki kubik serta memiliki sumber daya mineral logam dan energi yang kesemuanya termasuk peringkat sepuluh besar dunia. Dengan kekayaan alam tersebut tentunya jika pemerintah menjalankan betul amanah konstitusi, pasal 33 ayat 3 “Bumi, air dan kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” bukan hal yang berlebihan jika para pendahulu negara ini mencita-citakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun hari ini setelah 67 tahun kemerdekaan Indonesia tiba-tiba muncul angka-angka yang spektakuler yakni, 30.018.930 rakyat Indonesia berada dibawah garis kemisknan, 527.850 siswa SD putus sekolah tiap tahunnya, 12 juta rakyat indonesia menjadi pengangguran, memiliki hutang mencapai Rp. 1.723,9 triliun. Maka perlu dipertanyakan, bagaimana pemerintah mengurus Republik Indonesia selama ini?
Kami berpandangan bahwa negara telah salah urus terhadap negara ini, baik dari pengelolaan sumber daya alam maupun pengelolaan pemerintahan. Misalnya saja pengesahan pengelolaan sumber daya alam maupun pengelolaan pemerintahan. Misalnya pengesahan UU No. 25 tahun 2007 serta Peraturan Presiden No 77 tahun 2007 yang telah melegitimasi privatisasi aset-aset strategis bangsa, imbanya jelas sangat merugikan rakyat. Berbagai kebijakan lain dalam sektor pendidikan, sektor kesehatan, sektor politik, sektor hukum, masih setengah hati dijalankan oleh pemerintah. Berbagai kasuk korupsi, pelanggaran HAM, diskrimninasi, kekerasan, juga tak kunjung diselesaikan.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai pilar generasi bangsa dalam rangka Miladnya yang ke-48 menyatakan, berduka untuk bangsa .
Kulihat ibu pertiwi Ibu kami tetap cinta
Kami datang perbaiki Putramu yang setia
Lihatlah putra putrimu Menjaga harta pusaka
Menggembirakan ibu Untuk nusa dan bangsa
Mimbar Bebas dalam Rangka Milad IMM ke-48
IMM DIY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa Beri komentar sebagai Name/URL..terima kasih