Segenap civitas akademik UIN Sunan Kalijaga sebentar lagi hendak menggelar hajatan besar, yakni Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa) yang akan diselenggarakan pada tanggal 14 Maret mendatang. Beberapa baliho besar terpasang di sekitar kampus, panggung dan sound system juga tampak disiapkan di depan Poliklinik Kampus tersebut. Selain itu, banyak juga selebaran, sticker, dan pamflet yang bertebaran jalan, dinding, dan papan pengumuman. Sepertinya kampanye kali ini memang terlihat ramai meskipun tidak seramai saat kampus putih ini masih bernama IAIN Sunan Kalijaga.
Namun dibalik keramaian itu ternyata ada secuil masalah yang dapat memicu kesalahpahaman dengan organisasi di luar sistem tersebut, Hal ini bermula dari ditemukannya selebaran yang disinyalir dari Partai PAS yang disebarkan di beberapa tempat, termasuk di Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) pada hari Kamis (10/3). Salah satu kader partai berlambang persegi tersebut menulis selebaran yang didalamnya memuat kalimat yang menunjukkan bahwa Partai PAS sama dengan Muhammadiyah. Ditemukannya selebaran ini memicu reaksi kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Saintek. Merasa tidak ada kepentingan organisasi induknya (Muhammadiyah) dalam hajatan demokrasi kampus, merekapun segera berkumpul untuk menentukan sikap atas ditemukannya selebaran ter sebut. Mereka juga menghubungi Ketua PC IMM Sleman yang saat itu tengah berada di Solo. Akhirnya disepakati bahwa hari itu juga kader-kader IMM Saintek harus meminta klarifikasi atas temuan tersebut.
Kader Partai PAS mengakuinya
Malam harinya, beberapa kader IMM Saintek dari unsur pimpinan komisariat maupun mantan pimpinan mendatangi PAS Center yang ada di Perum Polri Gowok. Mereka adalah Septian Hadinata (Kabid Keilmuan), Danar A.P (mantan Ketua FSS), dan F Imam M (mantan ketua umum). Setelah tiba di PAS Center, mereka diterima oleh Maulana (Presiden PAS), Aviv (kader PAS yang namanya tercantum di selebaran), Aliyudin (calon Presiden Mahasiswa) dan seorang lagi kader partai. Setelah dipersilahkan masuk, Aviv yang namanya tertulis dalam selebaran tersebut mengaku bahwa dia sendiri yang menulis selebaran tersebut. "Ana mengakui kalau ini adalah tulisan ana", katanya. Dia menjelaskan bahwa tulisan itu dibuat sebagai klarifikasi atas selebaran yang muncul sebelumnya dan disebar saat kampanye dialogis di Fakultas Saintek. "Kami tidak bermaksud mencari dukungan dari kader Muhammadiyah, kami menulis ini karena kami tedesak", tambah Maulana. Menurut Maulana, tertulisnya kata "Muhammadiyah" adalah karena penulisnya bermaksud menyampaikan bahwa PAS juga mengamalkan nilai-nilai Islam seperti Muhammadiyah dan yang lainnya. Sebelumnya mereka memang diserang dengan tuduhan bahwa Partai PAS membid'ahkan lafadz "Sayyidina" sebelum pengucapan kata "Muhammad".
Ketika diminta memberi tanggapan, Septian mengatakan bahwa pada prinsipnya Muhammadiyah itu (secara organisasi) tidak terlibat dengan politik praktis, baik dalam lingkup nasional maupun kampus. Sehingga penyebutan Muhammadiyah dalam selebaran tersebut perlu diluruskan karena selebaran tersebut dibaca oleh banyak orang.
Setelah berdiskusi panjang lebar akhirnya Partai PAS (atas nama DPP) bersedia membuat permohonan maaf secara tertulis yang ditujukan kepada Pimpinan Komisariat IMM Saintek dan dipasang di ruang publik maksimal 2 hari setelah pertemuan itu. Setelah pertemuan selesai dan kader-kader IMM Saintek hendak pulang, kawan-kawan dari PAS berpesan supaya ukhuwah tetap terjalin. "Dan kita juga bisa saling membesarkan", tutup Aliyudin. (im)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa Beri komentar sebagai Name/URL..terima kasih