Sabtu, 09 November 2013

Menolak Jadi Robot




            Sebagai seorang mahasiswa, tak salah jika mementingkan kuliah lalu memperoleh kerja yang layak untuk kehidupan mendatang. Sebab keadaanlah yang memaksa demikian. Globalisasi dan modernisasi memaksa kita mau tak mau harus berkompetisi dan bersaing untuk tetap bertahan dan langgeng dalam menjalani kehidupan. Namun tak benar pula jika kita sebagai mahasiswa kemudian pragmatis-apatis, dalam hal ini adalah masa bodoh dan cuek bebek terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Apalagi kita sebagai mahasiswa pergerakan, yang harus ikut serta dalam membangun kesejahteraan masyarakat. Sebab hal itu sama saja kita membelot dari kewajiban seorang agent of change, dan memilih menjadi robot. Robot yang individualis, robot yang tak mengerti arti kemanusiaan, robot yang hanya sanggup bekerja dan bekerja tanpa peka terhadap kesenjangan yang ada. Kita bukanlah mahasiswa seperti itu. Kita manusia yang memiliki nurani. 


            Pembelotan tersebut dapat kita atasi atau paling tidak minimalisir dengan penajaman nurani. Menajamkan nurani bisa diawali dengan membaca realitas yang terjadi di masyarakat, jika telah demikian bukan lalu kita meninggalkannya tanpa ada solusi. Bergabung bersama organisasi kemasyarakatan adalah salah satu jalan menajamkan nurani. Bakti sosial, pemberdayaan ekonomi masyarakat menengah kebawah atau sosialisasi Usaha Kecil Menengah (UKM), penyuluhan kesehatan gratis adalah berbagai batu asah yang dapat kita pilih guna menajamkan nurani. Bukan hanya hal itu, menerjunkan diri untuk menjadi bagian dari perubahan ke arah yang lebih baik di masyarakat adalah suatu yang sangat penting.
            Mahasiswa beruntung mendapatkan kesempatan lebih dalam berbagai aspek antara lain proses pendidikan, pergaulan, kepemimpinan dan keorganisasian, sehingga tak heran jika mahasiswa diposisikan sebagai agent of change. Untuk meniadakan pembelotan kewajiban dan membunuh ke-pragmatis/ke-apatisan mahasiswa adalah menajamkan nurani. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kepedulian terhadap sesamanya, begitupun mahasiswa. Oleh sebab itu, menajamkan nurani harus dilakukan, sebelum nurani kita benar-benar mati terbunuh keadaan. Karena tanpa nurani, mahasiswa ibarat robot yang ditempa (kuliah) lalu dipekerjakan. Menolak untuk hanya sekedar menjadi robot, yakni menajamkan nurani.

Bidang Media, PC IMM Sleman



♦ ♦ ♦

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa Beri komentar sebagai Name/URL..terima kasih