“REPOSISI PERAN IMM DALAM MISI KEMANUSIAAN”
Dalam
rangka menyambut milad ke 49, Ikatan Mahasiswa Muhammadiya Cabang Kabupaten
Sleman menyelenggarakan refleksi dan diskusi yang dilaksanakan hari Sabtu 16
Maret 2012 di Gedung PCM Depok Sleman. Berikut materi dari narasumber;
Lahir
49 tahun yang lalu, Ikatan Mahasiswa (IMM) telah mengalami perjalanan organisasi
yang dinamis. Apalagi, sejak berdirinya berada dalam situasi politik pergerakan
yang dinamis. IMM lahir pada 14 Maret 1964, dimana pada saat tu sedang
gencarnya friksi antar ideologi pergerakan mahasiswa. Terutama ideologi komunis
yang dimotori PKI dan ideologi Islam.
Dalam
situasi itu tidak sedikit kalangan yang menuduh bahwa kelahran IMM tidak lain
hanya untuk mewadahi HMI yang saat itu sedang goyah menghadapi ideologi
komunis. Hal ini dikarenakan kelahiran IMM memang bertepatan dengan terjadinya
krisi tersebut. Namun secara internal dalam tubuh Muhammadiyahkelahiran IMM
adalah sebuah keniscayaan. Kebutuhan akan wadah kader Muhammadiyah yang berada di lingkungan
Perguruan Tinggi (Mahasiswa) sudah sejak lama direncanakan, sebagaimana
ortom-ortom lain seperti NA, HW, IPM, PM, niscaya Lahir.
Kondisi
IMM pada dasawarsa terakhir ini berada dalam kondisi yang urang menguntungkan.
Terutama, secara umum memang gerakan mahasiswa (GM) belakangan ini mengalami
krisis kepercayaan baik dari masyarakat maupun mahasiswa sendiri. Jika di penghujung tahun 90-an hingga
awal-awal tahun 2000-an gerakan mahasiswa masih sayup-sayup terdengar
dependensinya, kini makin jelas terlihat.
Secara
normatif, gerakan Mahasiswa melekatkan dirinya sebagai gerakan yang
independent. Namun pada kenyataannya sekarang tidak lagi independent. Gerakan
mahasiswa yang semula dikatakan sebagai agen perubahan telah mengalami distorsi
sejarah. Dapat dikatakan sebagai generasi ang kurang beruntung. Right man in the wrong place (orang yang tepat ditempat yang salah)
dalam arti, idealisme gerakan mahasiswa bukan lagi sebagai acuan gerakan.
Tetapi dalam posisi mana ia memperoleh keuntungan.
Dengan kata lain Gerakan Mahasiswa selalu
berafiliasi ke politik. Hal ini terlihat pada kenyataan bahwa sedikit sekali
atau dapat dikatakan hampir tidak ada gerakan mahasiswa yang tidak berafiliasi
politik. Baik secara formal maupun informal. Jika dianalisis lebih jauh karena
alumni-alumni gerakan mahasiswa khususnya IMM tidak memiliki wadah yang
non-partisan. Terbukti banyak mantan aktivis kini bermetamorfosa menjadi
politikus busuk yang jauh sekali dari perbandingan seorang aktivis yang dikenal
punya idealis. Namun perlu diakui, banyak sisi positif yang bisa diperoleh bagi
seorang aktivis yang kemudian akhirnya
menjadi politikus. Setidaknya membantunya menjadi lebih piawai dalam
menjalankan peran politiknya.
Selain karena punya afiliasi politik maupun
dunia politik yang dianggap gemerlap, praktis gerakan mahasiswa saat ini
banyak didominasi oleh peran politiknya daripada peran kemanusiaan. Gerakan
mahasiswa lebih mahir berpolitik daripada menjalankan misi-misi kemanusiaan.
Hal yang perlu digarisbawahi bahwa pengetahuan politik itu berbeda dengan
politik praktis. Artinya, gerakan mahasiswa tidak perlu alergi pada politik.
Apalagi, peran kemanusiaan mewajibkan pada Pengetahuan
politik. Contoh, pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan pemerintah dilahirkan
dari komisi apa di DPR dan sebagainya.
Problem kemanusiaan memang cukup strategis
dimainkan oleh gerakan mahasiswa. Terlebih sebagai negara berkembang, Indonesia
masih mempunyai penduduk yang mayoritas miskin. Sekitar 30juta penduduk
Indonesia adalah miskin. Jumlah tersebut kemungkinan akan menjadi lebih besar jika
menggunakan standar Bank Dunia yang mengatakan bahwa orang miskin adalah
berpenghasilan dibawah dua dolar ($ 2) perhari.
Pada
titik tersebut dapat dikatakan bahwa gerakan mahasiswa belum dapat memainkan
peran-peran strategisnya dalam agenda-agenda kemanusiaan. Gerakan mahasiswa
bahkan hanya menjalankan peran-peran prosedural organisatoris.
Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah barangkali tidak jauh beda. IMM kadangkala hanya
menghabiskan periodenya dengan agenda administrasi organisasi. Bahkan yang
tidak produktif adalah harus berjibaku dengan konflik internal. Meski
sebenarnya banyak sekali hal yang bisa dilakukan.
Secara
ringkas, peran kemanusiaan gerakan mahasiswa sebenarnya dapat mengambil dua
posisi. Pertama, intervensi langsung kepada masalah kemanusiaan.
Misalnya, dengan pendampingan sosial pada kelompok marjinal. Kedua, Indirect
Intervention, misalnya dengan advokasi kebijakan. Yang kedua ini sebenarnya
bisa lebih banya diperankan, meski kurang maksimal.
Peran kemanusiaan Gerakan Mahasiswa bisa
dengan Social Enterpreneurship. Peran tersebut bisa diambil bisa melalui
intervensi langsung pada problem kemanusiaan. Misalnya dengan mendampingi anak
jalanan atau anak putus seolah untuk meraih masa depannya. Mendirikan rumah
singgah dan seterusnya. Kata kunci dari Social Enterpreneurship ini
adalah menjalankan prinsip-prinsip bisnis dalam agenda-agenda kemanusiaan.
Peran
selanjutnya adalah advokasi kebijakan. peran ini disederhanakan dengan aksi demonstrasi. Demosntrasi
dilakukan hanya sesaat dianggap sebagai advokasi kebijakan. Padahal pada proses
advokasi kebijakan perlu proses yang
panjang dan tidak sesederhana ini.
Terdapat peran lain yang terlupakan, seperti
analisis kebijakan atau bahkan inisiatif untuk melahirkan kebijakan. Misalnya,
bagaimana kita bisa membuat naskah akademik sebuah kebijaan sosial. Peran ini
sangat cocok diperankan oleh gerakan mahasiswa yang notabene berasal dari dunia akademis.
Peran-peran tersebut memang sangat
idealis, hingga cukup sulit untuk di implementasikan. Apalagi, sistem
kepengurusan IMM kurang mendukung terhadap idealisme ini. Karena menjalankan
idealisme ini tidak cukup dengan hanya 2 tahun masa kepemimpinan. LSM saja yang
mempunyai Sumber Daya Manusia yang cukup, membutuhkan waktu puluhan tahun untuk
dapat mempersiapkan peran-peran strategis semacam ini.
Hal tersebut bukanlah mustahil.
Dengan syarat, sistem yang dibangun secara jangka panjang. Salah satu yang
dilakukan adalah jangan sampai putus generasinya. Sistem sebenarnya sudah
relevan, dengan jenjang kepemimpinan dari Komisariat hingga DPP bisa menjadi
berkesinambungan Termasuk dalam menjalankan peran-peran kemanusiaan yang ideal
tersebut. Misalnya, peran strategis dilakukan sejak komisariat. Sedangkan ketik
naik ke jenjang struktur diatasnya, ini bisa di ka da di DPD, terus di-Handle secara berkesinambungan.
Perlu ada sebuah wadah yang
menampung kader “terbuang”. Dalam organisasi, masalah muncul ketika kader-kader
yang tidak terwadahi oleh struktur yang ada. Ini bisa menjadi persoalan yang
cukup serius. Ketika kader menumpuk pada struktur kepemimpinan. Bisa menjadi
“kolesterol” organisasi yang mengakibatkan “serangan jantung” yang mematikan.
Oleh karena itu diperluan wadah-wadah kultural yang dapat menampung kader-kader
yang “terbuang” tersebut. Misalnya dengan masing-masing gerakan ada organisasi
alumni, ada KAHMI di HMI dan di IMM ada FOKAL.
Biasanya kader yang pernah berkuasa
di struktural dan tidak menjabat lagi mengalami “Post Power sindrome”. Post Power sindrome sangat berbahaya, namun selalu ada
dan melekat pada setiap orang yang awalnya memiliki kekuasaan. Seseorang yang
mempunyai kekuasaan, cenderung untuk berkuasa.
Maka ia harus mempunyai wadah untuk
menyalurkan hasrat kekuasaannya tersebut. Jika tidak Post Power sindrome tersebut akan berdampak buruk. Lagi-lagi, para mantan aktivis tetap
memerlukan “rumah” yang tepat untu menyalurkan idealisme dan hasrat
kekuasaannya.
Kesimpulannya, Kehidupan kita tak ubahnya sebuah buku. Apa yang telah
kita perbuat adalah bagian dari halaman demi halaman dari buku tersebut. Jika
kita merasa belum melakukan apa-apa, itu ibarat sebuah buku tebal namun
berhalaman kosong. Tak bisa dan tak layak dibaca.
Kalau sadar ita ini bukan siapa-siapa, lakukanlah dua hal. Menulislah,
atau melakukan sesuatu agar ditulis oleh orang. Hidup memang selalu dihadapkan
pada pilihan-pilihan, dan terserah anda mau memilih apa.
(Tulisan diambil dari presentsi diskusi oleh Miftachul Huda, M.Si
dengan sedikit editing oleh redaksi.mAR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa Beri komentar sebagai Name/URL..terima kasih