Jumat, 15 Maret 2013

Milad 49 IMM



“REPOSISI PERAN IMM DALAM MISI KEMANUSIAAN”

Dalam rangka menyambut milad ke 49, Ikatan Mahasiswa Muhammadiya Cabang Kabupaten Sleman menyelenggarakan refleksi dan diskusi yang dilaksanakan hari Sabtu 16 Maret 2012 di Gedung PCM Depok Sleman. Berikut materi dari narasumber;
Lahir 49 tahun yang lalu, Ikatan Mahasiswa   (IMM) telah mengalami perjalanan organisasi yang dinamis. Apalagi, sejak berdirinya berada dalam situasi politik pergerakan yang dinamis. IMM lahir pada 14 Maret 1964, dimana pada saat tu sedang gencarnya friksi antar ideologi pergerakan mahasiswa. Terutama ideologi komunis yang dimotori PKI dan ideologi Islam.
Dalam situasi itu tidak sedikit kalangan yang menuduh bahwa kelahran IMM tidak lain hanya untuk mewadahi HMI yang saat itu sedang goyah menghadapi ideologi komunis. Hal ini dikarenakan kelahiran IMM memang bertepatan dengan terjadinya krisi tersebut. Namun secara internal dalam tubuh Muhammadiyahkelahiran IMM adalah sebuah keniscayaan. Kebutuhan akan wadah kader  Muhammadiyah yang berada di lingkungan Perguruan Tinggi (Mahasiswa) sudah sejak lama direncanakan, sebagaimana ortom-ortom lain seperti NA, HW, IPM, PM, niscaya Lahir.
Kondisi IMM pada dasawarsa terakhir ini berada dalam kondisi yang urang menguntungkan. Terutama, secara umum memang gerakan mahasiswa (GM) belakangan ini mengalami krisis kepercayaan baik dari masyarakat maupun mahasiswa sendiri.  Jika di penghujung tahun 90-an hingga awal-awal tahun 2000-an gerakan mahasiswa masih sayup-sayup terdengar dependensinya, kini makin jelas terlihat.
Secara normatif, gerakan Mahasiswa melekatkan dirinya sebagai gerakan yang independent. Namun pada kenyataannya sekarang tidak lagi independent. Gerakan mahasiswa yang semula dikatakan sebagai agen perubahan telah mengalami distorsi sejarah. Dapat dikatakan sebagai generasi ang kurang beruntung. Right man in the wrong place (orang yang tepat ditempat yang salah) dalam arti, idealisme gerakan mahasiswa bukan lagi sebagai acuan gerakan. Tetapi dalam posisi mana ia memperoleh keuntungan.
Dengan kata lain Gerakan Mahasiswa selalu berafiliasi ke politik. Hal ini terlihat pada kenyataan bahwa sedikit sekali atau dapat dikatakan hampir tidak ada gerakan mahasiswa yang tidak berafiliasi politik. Baik secara formal maupun informal. Jika dianalisis lebih jauh karena alumni-alumni gerakan mahasiswa khususnya IMM tidak memiliki wadah yang non-partisan. Terbukti banyak mantan aktivis kini bermetamorfosa menjadi politikus busuk yang jauh sekali dari perbandingan seorang aktivis yang dikenal punya idealis. Namun perlu diakui, banyak sisi positif yang bisa diperoleh bagi seorang aktivis yang kemudian akhirnya  menjadi politikus. Setidaknya membantunya menjadi lebih piawai dalam menjalankan peran politiknya.
Selain karena punya afiliasi politik maupun dunia politik yang dianggap gemerlap, praktis gerakan mahasiswa saat ini banyak didominasi oleh peran politiknya daripada peran kemanusiaan. Gerakan mahasiswa lebih mahir berpolitik daripada menjalankan misi-misi kemanusiaan. Hal yang perlu digarisbawahi bahwa pengetahuan politik itu berbeda dengan politik praktis. Artinya, gerakan mahasiswa tidak perlu alergi pada politik. Apalagi, peran kemanusiaan mewajibkan pada Pengetahuan politik. Contoh, pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan pemerintah dilahirkan dari komisi apa di DPR dan sebagainya.
Problem kemanusiaan memang cukup strategis dimainkan oleh gerakan mahasiswa. Terlebih sebagai negara berkembang, Indonesia masih mempunyai penduduk yang mayoritas miskin. Sekitar 30juta penduduk Indonesia adalah miskin. Jumlah tersebut kemungkinan akan menjadi lebih besar jika menggunakan standar Bank Dunia yang mengatakan bahwa orang miskin adalah berpenghasilan dibawah dua dolar ($ 2) perhari.
Pada titik tersebut dapat dikatakan bahwa gerakan mahasiswa belum dapat memainkan peran-peran strategisnya dalam agenda-agenda kemanusiaan. Gerakan mahasiswa bahkan hanya menjalankan peran-peran prosedural organisatoris.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah barangkali tidak jauh beda. IMM kadangkala hanya menghabiskan periodenya dengan agenda administrasi organisasi. Bahkan yang tidak produktif adalah harus berjibaku dengan konflik internal. Meski sebenarnya banyak sekali hal yang bisa dilakukan.
Secara ringkas, peran kemanusiaan gerakan mahasiswa sebenarnya dapat mengambil dua posisi. Pertama, intervensi langsung kepada masalah kemanusiaan. Misalnya, dengan pendampingan sosial pada kelompok marjinal. Kedua, Indirect Intervention, misalnya dengan advokasi kebijakan. Yang kedua ini sebenarnya bisa lebih banya diperankan, meski kurang maksimal.
 Peran kemanusiaan Gerakan Mahasiswa bisa dengan Social Enterpreneurship. Peran tersebut bisa diambil bisa melalui intervensi langsung pada problem kemanusiaan. Misalnya dengan mendampingi anak jalanan atau anak putus seolah untuk meraih masa depannya. Mendirikan rumah singgah dan seterusnya. Kata kunci dari Social Enterpreneurship ini adalah menjalankan prinsip-prinsip bisnis dalam agenda-agenda kemanusiaan.
Peran selanjutnya adalah advokasi kebijakan. peran ini disederhanakan  dengan aksi demonstrasi. Demosntrasi dilakukan hanya sesaat dianggap sebagai advokasi kebijakan. Padahal pada proses advokasi kebijakan perlu proses yang panjang dan tidak sesederhana ini.
Terdapat peran lain yang terlupakan, seperti analisis kebijakan atau bahkan inisiatif untuk melahirkan kebijakan. Misalnya, bagaimana kita bisa membuat naskah akademik sebuah kebijaan sosial. Peran ini sangat cocok diperankan oleh gerakan mahasiswa yang notabene berasal dari dunia akademis.
Peran-peran tersebut memang sangat idealis, hingga cukup sulit untuk di implementasikan. Apalagi, sistem kepengurusan IMM kurang mendukung terhadap idealisme ini. Karena menjalankan idealisme ini tidak cukup dengan hanya 2 tahun masa kepemimpinan. LSM saja yang mempunyai Sumber Daya Manusia yang cukup, membutuhkan waktu puluhan tahun untuk dapat mempersiapkan peran-peran strategis semacam ini.
Hal tersebut bukanlah mustahil. Dengan syarat, sistem yang dibangun secara jangka panjang. Salah satu yang dilakukan adalah jangan sampai putus generasinya. Sistem sebenarnya sudah relevan, dengan jenjang kepemimpinan dari Komisariat hingga DPP bisa menjadi berkesinambungan Termasuk dalam menjalankan peran-peran kemanusiaan yang ideal tersebut. Misalnya, peran strategis dilakukan sejak komisariat. Sedangkan ketik naik ke jenjang struktur diatasnya, ini bisa di ka da di DPD, terus di­-Handle  secara berkesinambungan.
Perlu ada sebuah wadah yang menampung kader “terbuang”. Dalam organisasi, masalah muncul ketika kader-kader yang tidak terwadahi oleh struktur yang ada. Ini bisa menjadi persoalan yang cukup serius. Ketika kader menumpuk pada struktur kepemimpinan. Bisa menjadi “kolesterol” organisasi yang mengakibatkan “serangan jantung” yang mematikan. Oleh karena itu diperluan wadah-wadah kultural yang dapat menampung kader-kader yang “terbuang” tersebut. Misalnya dengan masing-masing gerakan ada organisasi alumni, ada KAHMI di HMI dan di IMM ada FOKAL.
Biasanya kader yang pernah berkuasa di struktural dan tidak menjabat lagi mengalami “Post Power sindrome”. Post Power sindrome sangat berbahaya, namun selalu ada dan melekat pada setiap orang yang awalnya memiliki kekuasaan. Seseorang yang mempunyai kekuasaan, cenderung untuk berkuasa.
Maka ia harus mempunyai wadah untuk menyalurkan hasrat kekuasaannya tersebut. Jika tidak Post Power sindrome tersebut akan berdampak buruk. Lagi-lagi, para mantan aktivis tetap memerlukan “rumah” yang tepat untu menyalurkan idealisme dan hasrat kekuasaannya.
Kesimpulannya, Kehidupan kita tak ubahnya sebuah buku. Apa yang telah kita perbuat adalah bagian dari halaman demi halaman dari buku tersebut. Jika kita merasa belum melakukan apa-apa, itu ibarat sebuah buku tebal namun berhalaman kosong. Tak bisa dan tak layak dibaca.
Kalau sadar ita ini bukan siapa-siapa, lakukanlah dua hal. Menulislah, atau melakukan sesuatu agar ditulis oleh orang. Hidup memang selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan, dan terserah anda mau memilih apa.
(Tulisan diambil dari presentsi diskusi oleh Miftachul Huda, M.Si dengan sedikit editing oleh redaksi.mAR)



♦ ♦ ♦

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa Beri komentar sebagai Name/URL..terima kasih